Minggu, 05 November 2017

Cerpen

Prestasi Utama, Jujur Penting


Cerpen Karangan: Alyaniza Nur Adelawina
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Nasihat, Cerpen Penyesalan
Lolos moderasi pada: 4 November 2017


       Siapa sih, warga SDN Daun Asri tidak mengenal siswa yang bernama DAVID? David, siswa kelas V-A ini sungguh sangat terkenal di sekolahnya. Bukan karena prestasi, melainkan sifat-sifat negatifnya. Pemalas, nakal, penyontek itulah sifatnya. Banyak murid yang tak ingin berteman dengannya. Ia bersyukur masih ada yang ingin bersahabat dengannya, Gibran dan Billy. Gibran adalah sang bintang kelas. Langganan juara 1. Ia berprestasi dibidang Akademik maupun Non Akademik. Ia jago menggambar, pramuka, catur, dan marathon. Billy adalah anak yang cerdas. Cita-citanya adalah ilmuwan. Ia jago banget di bidang Mipa. Jago bulutangkis, tennis meja, menyanyi dan melukis. Ia selalu juara 2.

      Ini hari minggu, pagi. Matahari agak mulai meninggi. Besok adalah hari senin, lebih tepatnya hari pertama ujian semester gasal. Billy dan Gibran belajar bersama di teras rumah Gibran yang saangaat luuaass.
       “Bran, Bill!” panggil David. Ia langsung nyelonong masuk pekarangan rumah Gibran, tanpa salam dan izin, kebetulan pagar rumahnya tidak dikunci. Sungguh tidak sopan! “Hm?” tanya Gibran dengan kata seadanya. Ia sibuk membaca bersama Billy. “Maen bola, yuk! bosen nih, yang lain nggak mau main,” pinta David. Gibran dan Billy menoleh ke David dan tetap memegang buku. Di tangannya David terdapat bola sepak. “Makasih ya, Vid. Maaf, nggak bisa,” ucap Billy. “Napa?” tanya David acuh tak acuh. “Kami lagi belajar, untuk ujian besok, kam…,” omongan Gibran terputus saat David langsung keluar tanpa salam. Mereka hanya bingung dan melanjutkan belajar.

    Hari ini senin, semua murid sebelum masuk, mengulang lagi pelajaran. David, hmm… David asyik jajan atau main.
Ding… Ding… Ding…!!!
        Bunyi bell masuk. Seluruh murid masuk kekelas masing-masing. “Hei, Vid!! apaan itu?” tanya Gibran seraya menunjuk buku kecil tergeletak di meja David. “Catatan ujian,” jawabnya dengan sangaat tenang tanpa ada beban secuil pun! “Maksud kamu, contekan?” timpal Billy membenahi kata David. “Bisa jadi,” ucapnya. “Hei, Vid! ingat apa pak Badru bilang saat amanat upacara? Prestasi Penting, Jujur utama. Guru pasti bangga akan nilai 2 namun tidak menyontek, daripada nilai 10 namun menyontek,” nasihat Gibran berusaha menahan amarah. “Hoaammhhh!!” uap David. “Denger ceramahmu aku mengantuk, udah jangan sok bijak, sok nasihati. Hidup hidupku, jangan ikut campur,” ketus angkuh David seraya duduk di bangkunya. Untung Billy di situ, bisa aja Gibran melampiaskan amarahnya. Wuh, kalau marah si Gibran, gualak buanget. Tak lama, pengawas dating. Ups, datang maksudnya. Ia membagikan soal ujian pada murid. Rencana David sesuai rencana.

Namun hari ketiga…
“David!! itu apaan??” tanya Pengawas melihat buku kecil David, terletak di laci meja David. “Nganu bu…,” ucap David gugup. “Contekan, bu!!” seru salah satu murid menyambung omongan David.

      David dibawa ke ruang kepala sekolah. “Saya akan menskors kamu selama seminggu, mulai dari senin depan. Dan, ujian kamu akan di kantor sisa ujian ini,” jelas kepala sekolah. “Ingat apa yang bapak bilang saat amanat upacara kemarin? Prestasi penting, jujur utama,” nasihat kepala sekolah lembut seraya mengelus kepala David. Ia hanya menganggukkan kepala dengan kaku. Ia ujian di kantor sampai hari ujian habis.

     Hari ini hari Sabtu, penerimaan rapor. Alhasil, Gibran juara 1 dan Billy juara 2. Saat membuka rapor, terkejutnya David. Ia peringkat terakhir dari 20 murid!

      “Bran, Bill?” panggil David. “Aku minta maaf, karena aku membangkang dan nakal. Aku janji bisa merubah sikapku,” ucap David. “Beneran?” tanya Gibran dan Billy kompak. David menganggukkan kepala dengan semangat.

Namun hari ketiga…
“David!! itu apaan??” tanya Pengawas melihat buku kecil David, terletak di laci meja David. “Nganu bu…,” ucap David gugup. “Contekan, bu!!” seru salah satu murid menyambung omongan David.

David dibawa ke ruang kepala sekolah. “Saya akan menskors kamu selama seminggu, mulai dari senin depan. Dan, ujian kamu akan di kantor sisa ujian ini,” jelas kepala sekolah. “Ingat apa yang bapak bilang saat amanat upacara kemarin? Prestasi penting, jujur utama,” nasihat kepala sekolah lembut seraya mengelus kepala David. Ia hanya menganggukkan kepala dengan kaku. Ia ujian di kantor sampai hari ujian habis.

Hari ini hari Sabtu, penerimaan rapor. Alhasil, Gibran juara 1 dan Billy juara 2. Saat membuka rapor, terkejutnya David. Ia peringkat terakhir dari 20 murid!

“Bran, Bill?” panggil David. “Aku minta maaf, karena aku membangkang dan nakal. Aku janji bisa merubah sikapku,” ucap David. “Beneran?” tanya Gibran dan Billy kompak. David menganggukkan kepala dengan semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar